Sejarah cetak mencetak . . .

Apa PIPMI
Berita Terbaru

Indeks Anggota
Formulir Registrasi 
Link Khusus

Artikel

resensi

tips



untuk sementara situs ini dikelola oleh Litbang Majalah Balairung

© Majalah BALAIRUNG 2000
webmaster

[11/18/00]

 

Kompas, 23 Juni 1996
Mangkoedilaga Peroleh Anugerah Jurnalistik

Jakarta, Kompas
Benyamin Mangkoedilaga, hakim tinggi PTUN Medan, Jum'at 21 Juni menerima anugerah jumalistik Suardi Tasrif atas jasa-jasanya menegakkan kebebasan pers. Penghargaan yang disiapkan Panitia Dua Satu itu diserahkan oleh tokoh pers Atmakusumah bertepatan dua tahun bredel Tempo, Editor, dan Detik.

Acara berlangsung di Taman Ismail Marzuki, didahului dengan diskusi kebudayaan, diramaikan dengan pentas tari anak jalanan dan pementasan seni rupa pertunjukan Agus Jolly. Tasrif merupakan tokoh pers yang gigih memperjuangkan kebe­basan pers, berpindah profesi menjadi pengacara karena sumpek dengan keadaan pers.

Pertimbangan anugerah itu kepada Benjamin, kata Atmakusumah, bukan karena telah memenangkan Tempo tapi oleh keberanian dan kemandiriannya menegakkan kebebasan pers. Tim penilai penganugerahan praktisi hukum N Katjasung­kawa, pembela hak konsumen Zumrotin KS, sutradara Garin Nugroho, dan Atmakusumah. Benjamin berhalangan hadir.

Pemberian anugerah itu merupakan puncak acara Kebe­basan Berekspresi bagi Indonesia yang Demokratis. Hadiah lomba pers alternatif diberikan kepada Majalah Himah dari UII Yogyakarta, Surat Kabar Bulaksumur dari UGM, dan Majalah Kanaka dari Universitas Udayana Bali.

Penyerahan hadiah dilan­jutkan dengan pentas seni rupa pertunjukan di depan Galeri Cipta II TIM. Perupa Agus Jolly menarii di atas surat kabar yang dibakar. Massa menyaksikan pertunjukan itu, ikut dalam ritual pembakaran itu, mem­protes isi surat kabar yang kini dipenuhi dengan kabar bohong. Massa menari, menarik-narik surat kabar yang menjulur dari gerbang pameran dan beramai-­ramai membakarnya.

"Andai harga kamera televisi sama derigan selembar koran, kami akan membakarnya pula. Mungkin dengan caci maki yang lebih keras," kata seorang pani­tia. Tahun lalu Anugerah Suardi Tasrif diberikan kepada Ahmad Taufik, Eko Maryadi, dan Tri Agus SS yang kini mendekam di Penjara Cipinang setelah menerbitkan media alternatif. (wis)